Infounik - Sedikitnya tiga sinagog dan sebuah museum di New York, Amerika Serikat (AS), menerima ancaman bom palsu pada Sabtu (4/5/2024).Presiden wilayah Manhattan, Mark D. Levine, mengatakan bahwa ancaman bom di sinagog tersebut merupakan kejahatan rasial secara terang-terangan, dan bagian dari tren serangan yang menargetkan lembaga-lembaga Yahudi.“Ini jelas merupakan upaya untuk menebar ketakutan pada komunitas Yahudi. Tidak bisa diterima,” cuitnya di media sosial X. - SahabatQQ
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
1. Polisi tidak temukan adanya benda mencurigakan
Polisi mengatakan, tiga sinagog, satu di Brooklyn dan dua lainnya di Manhattan, dan Museum Brooklyn menerima ancaman bom palsu melalui email. Namun setelah dilakukan penggeledahan, polisi tidak menemukan bukti adanya alat peledak apa pun.Gubernur New York, Kathy Hochul, mengatakan bahwa para pejabat negara bagian terus memantau sejumlah ancaman bom di sinagog-sinagog di New York. “Ancaman telah ditetapkan tidak kredibel, Kami tidak akan mentolerir individu yang menabur ketakutan dan antisemitisme. Para pelaku harus bertanggung jawab atas tindakan tercela mereka," ujarnya.
2. Insiden antisemit di AS mencapai rekor tertinggi ketika dimulainya perang di Gaza
Menurut laporan Liga Anti-Pencemaran Nama Baik bulan lalu, insiden penyerangan, vandalisme, dan pelecehan antisemit di AS telah meningkat lebih dari dua kali lipat tahun lalu, dan mencapai rekor tertinggi ketika dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober.
Mark Treyger, CEO Dewan Hubungan Komunitas Yahudi (JCRC) di New York, mengatakan bahwa ancaman bom tersebut adalah eskalasi antisemitisme yang berbahaya selama masa sensitif bagi orang-orang Yahudi di kota tersebut.“Ini bukan lah hal damai, ini tidak sah dan ini tidak normal dan ini terjadi menjelang Hari Peringatan Holocaust. Ini adalah eskalasi yang berbahaya dari apa yang telah kita lihat di negara lain," kata Treyger, cucu salah seorang korban selamat Holocaust, dikutip New York Post.“Tidak ada ruang untuk kebencian di New York City dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban."
3. Umat Yahudi tidak merasa aman dalam menjalankan ibadah
Komunitas Yahudi di Big Apple telah berada dalam kegelisahan sejak 7 Oktober, ketika kelompok pejuang Palestina Hamas melancarkan serangan lintas batas ke Israel, hingga menewaskan lebih dari lebih dari 1.100 orang dan menyandera sekitar 240 lainnya.Israel kemudian meresponnya dengan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza, yang menewaskan lebih dari 34.600 warga Palestina. Tindakan Israel tersebut telah memicu memicu protes yang tiada henti-hentinya di berbagai negara, termasuk AS.“Hal ini tidak lepas dari iklim yang lebih besar dan tidak bersahabat terhadap orang-orang Yahudi saat ini,” kata Treyger mengenai ancaman bom tersebut.Menurutnya, tingkat keamanan yang dihadapi umat Yahudi untuk menjalankan keyakinan mereka saat ini tidaklah normal.“Kami tidak dapat menormalisasi hal ini di New York City pada tahun 2024… kami tidak akan pernah menerima hal ini sebagai hal yang normal di New York, di Amerika Serikat,” imbuhnya. - DominoQQ
No comments:
Post a Comment